Perdagangan Internasional
Produk unggulan Indonesia/ kopi
Dilihat dari :
a. Harga
b. Hasil produksi
c. Export
d. Import
Export and Import in Indonesia
KOMODITI / Commodity :
Kopi / Coffee
TAHUN / Year : 1975 - 2009
GRAFIK VOLUME KOPI |
Harga Ekspor Kopi Indonesia Melemah
24 Oktober 2011
Medan, (Analisa). Harga ekspor kopi Indonesia melemah menjadi hanya 7,2 dolar AS per kg dari sebelumnya 7,5 dolar per kilogram akibat krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa.
“Harga jual semakin lemah karena permintaan turun. Harus diakui, ekspor kopi Indonesia terganggu dengan krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa,” kata Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut Andryanus Simarmata di Medan, Minggu (23/10).
Ia mengatakan, perdagangan semakin terganggu karena harga kopi di pasar lokal masih bertahan mahal di kisaran Rp56.000 per kg. Meski harga itu sudah turun dari harga di September yang sempat mencapai Rp60.000 per kg, tetapi harga Rp56.000 per kg itu dinilai mahal dibandingkan harga ekspor yang melemah.
Harga kopi yang masih kuat di paasr lokal itu karena pasokan tidak terlalu banyak meski panen sudah terjadi sejak September. “Permintaan dan harga di pasar internasional yang melemah di tengah masih kuatnya harga lokal membuat importir dan eksportir masih terus melakukan “wait and see”,” katanya.
Kecuali untuk menutupi kontrak, transaksi ekspor kopi sangat kecil. Menurut dia, ada prediksi permintaan akan semakin melemah karena krisis ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat masih berlanjut.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Suharno mengatakan, nilai ekspor kopi termasuk teh dan rempah-rempah pada Januari-Agustus 2011 naik 58,60 persen dari periode yang sama 2010 atau mencapai 308,515 juta dolar AS. (Ant)
sumber : www.analisadaily.com/hil-n12
Senin, 26 September 2011
Produksi Kopi Indonesia Masih Posisi Empat Dunia Dengan Luasan Areal Perkebunan Kopi Indonesia Berada Pada Urutan Kedua
Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pertanian (Deptan) bertekad untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen kopi maupun produk kopi unggulan di dunia pada 2025. Dirjen Perkebunan Deptan, Achmad Mangga Barani di Jakarta, Rabu (19/3) mengatakan, meski di peringkat dunia luasan areal perkebunan kopi Indonesia berada pada urutan besar kedua, namun untuk produksi dan ekspor ada di posisi empat.
Saat ini dengan produktivitas kopi sebesar 792 kg biji kering per hektar per tahun Indonesia masih dibawah Kolombia (1.220 kg/ha/tahun), Brazil (1.000 kg/ha/tahun) bahkan Vietnam (1.540 kg/ha/tahun). “Oleh karena itu melalui kebijakan kopi nasional dipilih strategi yang dapat mempercepat terwujudnya Indonesia sebagai produsen kopi dan produk kopi unggulan di dunia tahun 2025,” katanya.
Menurut dia, kopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan penghasil devisa ekspor, sumber pendapatan petani dan penghasil bahan baku industri, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan wilayah.
Dari luas areal 1,30 juta ha pada 2006, sebagian besar yakni 95,9 persen dusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat dan sisanya 4,10 persen berupa perkebunan besar baik oleh PTPN maupun swasta.
Data Ditjen Perkebunan mencatat perkebunan kopi yang diusahakan di Indonesia saat ini sebagian besar berupa kopi Robusta seluas 1,30 juta ha dan kopi Arabika mencapai 177.100 ha dengan total produksi 682.158 ton dan ekspor 413.500 ton pada 2006 dengan nilai 586.877 dolar AS.
Sementara itu pada 2007 total produksi kopi nasional sebanyak 686.763 ton serta luas areal 1,31 juta ha.
Achmad Mangga Barani mengatakan, dalam jangka panjang hingga 2025, salah satu kebijakan yang diterapkan yakni dalam hal peningkatan ekspor maupun peningkatan nilai tambah produk kopi nasional sehingga memiliki daya saing di pasar internasional.
Ekspor kopi Indonesia, tambahnya, tidak lagi berupa bahan mentah tapi dalam bentuk hasil olahan dengan mutu yang dikehendaki konsumen sehingga diperoleh nilai tambah di dalam negeri.
Hingga 2025 pemerintah menetapkan sasaran untuk mempertahankan areal sebesar 1,23 juta ha perkebunan kopi robusta serta meningkatkan produksi menjadi 865 ribu ton dan produktivitas tanaman menjadi 1000 kg/ha/tahun. Selain itu juga meningkatkan ekspor menjadi 505.000 ton terutama dalam bentuk produk hilir serta pendapatan petani kopi sebesar 3.000 dollar AS.
Sementara itu untuk kopi arabika diharapkan terjadi kenaikan areal menjadi 236 ribu ha dan produksi 193.000 ton dari 81 ribu ton serta produktivitas tanaman menjadi 1200 kg/ha/tahun maupun ekspor sebesar 135.000 ton.
Untuk itu pemerintah siap menerbitkan kebijakan investasi yang mendukung, pengembangan sarana dan prasarana berupa jalan, jembatan, pelabuhan, alat transportasi, komunikasi dan sumber energi.
Selain itu juga dukungan penyediaan pembiayaan untuk pengembangan kopi baik dari lembaga perbankan maupun non bank dengan memanfaatkan penyertaan dana masyarakat melalui Kontrak Investasi Kolektif, Resi Gudang maupun penumbuhan kembali pungutan komoditas dari komoditas.
Kompas.com
Deskripsi
Kita dapat melihat dari data diatas bahwa nilai export dan import Indonesia terutama kopi pada tahun ini melemah dikarenakan permintaan turun. Harus diakui, ekspor kopi Indonesia terganggu dengan krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa.
Biasanya Indonesia mengexpor kopi 7,5 dolar per kilogram sekarang jadi 7,3 dolar per kilogram dikarenakan keadaan ekonomi dinegara export terjadi kerisis terutama dibenua amerika dan eropa. Tetapi dari penurunan nilai exportnya ternyata Indonesia masih urutan ke empat dunia dalam pegexporan kopi dengan luas perkebunan nomer dua dunia. Saat ini dengan produktivitas kopi sebesar 792 kg biji kering per hektar per tahun Indonesia masih dibawah Kolombia (1.220 kg/ha/tahun), Brazil (1.000 kg/ha/tahun) bahkan Vietnam (1.540 kg/ha/tahun).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Suharno mengatakan, nilai ekspor kopi termasuk teh dan rempah-rempah pada Januari-Agustus 2011 naik 58,60 persen dari periode yang sama 2010 atau mencapai 308,515 juta dolar AS. (Ant)
Dari Data Ditjen Perkebunan mencatat perkebunan kopi yang diusahakan di Indonesia saat ini sebagian besar berupa kopi Robusta seluas 1,30 juta ha dan kopi Arabika mencapai 177.100 ha dengan total produksi 682.158 ton dan ekspor 413.500 ton pada 2006 dengan nilai 586.877 dolar AS.
Dari nilai import kopi kida tapat belihat dengan table diatas dari tahun 1975-2009 dapat kita lihat sendiri hasilnya berapa. Dari nilai didalam folder kopi diatas Indonesia merupakan penghasil export kopi terbesar dari nilai import. Dapat kita simpulkan bahwa kopi merupakan peroduk unggulan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar